Kolomnarasi.com — Industri properti kembali mendapat sorotan sebagai salah satu sektor strategis yang memiliki dampak luas bagi perekonomian nasional. Tidak hanya menjadi simbol pertumbuhan melalui pembangunan fisik, sektor ini juga memainkan peran besar dalam menciptakan nilai tambah ekonomi, menyerap tenaga kerja, hingga memberikan kontribusi sosial yang menyentuh lapisan masyarakat kecil. Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Joko Suranto, menegaskan bahwa industri properti memiliki efek multiplikatif yang sangat besar dalam menopang ekonomi Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam Rakernas REI di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (4/12/2025), Joko memaparkan bagaimana sektor properti telah memberi ruang bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Industri properti adalah industri yang sudah memberikan support terhadap penyediaan tenaga kerja 14 sampai 17 juta orang, juga sudah memberikan kontribusi 7,8% dalam mengurangi kemiskinan, juga berkontribusi dalam mengurangi stunting. Kita tahu bahwa industri ini juga sudah memberikan nafas bagi 185 industri terkait,” ujarnya.
Pernyataan tersebut menggambarkan betapa besarnya jangkauan sektor properti terhadap berbagai elemen pembangunan. Tidak hanya menggerakkan sektor konstruksi, industri ini juga mendorong pertumbuhan sektor bahan bangunan, furnitur, elektronik, manufaktur, hingga jasa keuangan. Setiap pembangunan perumahan, kawasan komersial, atau proyek infrastruktur yang terhubung dengan properti akan memicu aktivitas ekonomi berlapis yang memberikan efek signifikan kepada masyarakat luas.
Kontribusi Sosial Besar: Dari Lapangan Kerja hingga Pengurangan Kemiskinan
Salah satu aspek yang paling di tekankan Joko adalah kontribusi properti terhadap penyerapan tenaga kerja, yang mencapai 14–17 juta orang. Angka itu menunjukkan bahwa industri ini menjadi tumpuan mata pencaharian bagi berbagai sektor, mulai dari pekerja konstruksi, arsitek, insinyur, hingga pelaku industri turunan seperti transportasi, UMKM bahan bangunan, hingga penyedia jasa pendukung lainnya. Dampaknya terhadap pengentasan kemiskinan juga signifikan. Kontribusi 7,8% dalam mengurangi kemiskinan menunjukkan peran properti dalam membuka akses kerja dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Tidak hanya itu, sektor ini bahkan memberikan kontribusi nyata pada upaya pengurangan stunting, sebab perbaikan kualitas hunian berdampak langsung pada kesehatan keluarga dan tumbuh kembang anak. Rumah yang layak, sanitasi yang baik, serta lingkungan yang sehat menjadi faktor penting dalam menurunkan angka stunting. Sektor properti juga menjadi “nyawa” bagi 185 industri terkait, mulai dari industri besi dan baja, semen, keramik, cat, kayu, kaca, hingga sektor desain interior dan properti digital. Artinya, setiap rupiah yang di gerakkan dari sektor properti akan mengalir ke berbagai rantai industri lainnya, sehingga memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Properti Sebagai Instrumen Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Melihat besarnya dampak tersebut, REI tidak tinggal diam. Organisasi pengembang ini mulai merumuskan sebuah arah besar baru, yakni menjadikan properti bukan sekadar sektor bisnis, tetapi sebagai instrumen utama pertumbuhan ekonomi nasional. Paradigma baru ini di susun untuk memastikan bahwa sektor properti terus berkontribusi terhadap pembangunan jangka panjang. REI melihat bahwa industri properti harus diperkuat dari hulu ke hilir. Mulai dari perencanaan tata ruang, penyediaan lahan, regulasi, perizinan, pembiayaan, hingga kolaborasi dengan pemerintah dan industri turunan. Upaya ini bertujuan agar sektor properti tidak hanya tumbuh secara sporadis, tetapi memiliki arah pembangunan yang strategis dan berkelanjutan.
Program penguatan sektor properti yang di canangkan REI ini mulai di gerakkan dalam beberapa waktu terakhir. Fokusnya tidak hanya untuk memastikan pertumbuhan pasar, tetapi juga untuk mendorong percepatan pembangunan rumah rakyat, hunian terjangkau, serta kawasan-kawasan baru yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Di sisi lain, REI juga ingin memastikan bahwa pengembangan properti tidak mengabaikan aspek sosial, lingkungan, dan keberlanjutan. Dengan berbagai strategi tersebut, sektor properti di harapkan dapat terus menjadi salah satu pilar utama pembangunan nasional. Dampaknya di masa depan tidak hanya pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.